Sejarah Desa
Sejarah Singkat Desa Tenajar Kidul
Desa Tenajar Kidul adalah hasil dari pemekaran Desa Tenajar (Babadan), Pemekeran Desa Tenajar pada tahun 1984 dibagi menjadi Tiga, yakni Desa Tenajar lor, Desa Tenajar (Tenajar Tengah) dan Desa Tenajar Kidul.
“ Babadan Tenajar “ . Nama Tenajar ini harus disandingkan agar kita tahu yang sedang kita bahas kali ini adalah Babadan-nya desa tenajar. Sebab nama Babadan tidak eksklusif milik Desa Tenajar tapi Juga dipakai di wilayah lain Seperti :
1. Desa Babadan Kec. Weru Kab.Cirebon .
Ada sedikit cerita menarik tentang Desa Babadan di Ceribon ini. Nama desa diambil dari Istrinya Sunan Gunung Jati Nyai Mas Ratna Babadan yang berasal dari desa Mayung. Setelah Nyai Babadan diboyong ke gunung sembung,Pedukuhan tempat tinggalnya di jadikan Desa tersendiri lepas dari Desa mayung Dengan Nama Desa Babadan untuk mengenang kepergian Nyi Mas Ratna Babadan. Sebab itulah nama Babadan juga populer di daerah Cirebon.
Cerita menariknya adalah saat masyarakat Babadan kertasmaya berziarah ke pesarean sunan Gunung Jati. Lalu di tanya oleh petugas setempat asalnya dari desa mana? di jawab oleh peziarah Mereka berasal dari Desa Babadan apa yang terjadi?
ternyata para petugas penjaga makam memberikan penghormatan lebih pada Peziarah. Mereka di anggap seperti keluarga jauh yang sedang bertamu. Padahal Babadan yang dimaksud Bukan Babadan yang ada di Cirebon.
2. Desa Babadan Kec. Limpung Kab. Batang Jawa Tengah.
3. Desa Babadan Karang Rejo.
4. Desa Babadan Kec. Pagenten Kab. Banjar Negara Jawa Tengah
5. Desa Babadan Kec. Pace Kab. Nganjuk Jawa Timur.
6. Desa Babadan Kec. Ngancar Kab. Kediri Jawa Timur.
Ternyata Nama Babadan Juga Banyak dipakai di desa lain. Uniknya sejarah Berdirinya atau sejarah asal usul nama desa hampir semuanya mirip yakni " Mem-Babat Hutan " menjadi Babadan.
Letak posisi Desa Babadan tenajar disebelah barat Berbatasan dengan Desa Kliwed, Sukalila. Disebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Kec. Sliyeg, Desa Sudikampiran, Desa Jaya Winangun, Kedokan Bunder, Desa Cangkingan. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Secang dan Desa Jengkok .
Meski telah terbagi menjadi tiga,namun masyarakatnya masih merasa satu desa dan satu nama yakni Masyarakat Babadan dari desa Babadan. nama Babadan ini sudah melekat benar di hati masyarakatnya, Karena nama Babadan berhubungan dengan sejarah berdirinya desa.
Konon katanya kisah ini di awali oleh Nyai Tenajar yang berasal dari Cirebon dan suaminya Kiyai Jarkasi yang berasal dari ujung Gebang. Karena sebuah petunjuk agar bisa hidup sejahtera dengan pindah kepemukiman baru dimana tempat yang dicari masih berupa hutan belantara. Dalam perjalanan mencari pemukiman baru mereka telah berjalan jauh dan merasa sangat lelah. Nyai Tenajar minta istirahat dulu dan mereka duduk di sebuah batu yang menyerupai JENGKOK (asal mula desa Jengkok) saat itu muncullah kelayab-kelayab atau KELIWED-KELIWED ( asal mula desa Kliwed) Bayangan yang mengarah ke arah Utara dan memberi petunjuk bahwa tempat yang sedang mereka cari sudah sangat dekat yakni di arah hilangnya bayangan tadi. Setelah meyakinkan diri bahwa tempat yang mereka cari adalah Hutan yang kini ada di hadapannya kiyai Jarkasi yang di bantu Nyai tenajar siap mem-Babad hutan untuk dijadikan tempat tinggal dan tempat untuk mengamalkan ilmunya dengan membangun surau ( tajug,langgar atau musholla ) sebagai tempat pengajian dan menimba ilmu agama islam ( pesantren kecil ). Sampai akhirnya jadilah sebuah pemukiman dan santrinya banyak. Makin lama makin ramai akhirnya Jadilah Desa dengan nama BABADAN.
Desa Babadan dikenal dengan desa santri - dulunya . Karena Mayoritas masyarakatnya adalah santri dan kiyai. Dari Desa ini Lahirlah Tokoh-tokoh Besar, Kiyai-kiyai Besar Yang silsilahnya nyambung Dengan para Kiyai-Kiyai pendiri pesantren di Cirebon seperti Babakan ciwaringin, kempek, winong, Balai Rante dll dan Banten.
Silsilah Keluarga Besar Prabu Anggalarang, Keluarga Besar Pendiri Pondok Pesantren sewilayah III Cirebon dan Banten, Dari Buyut Arsitem dan Buyut Muji ini Banyak menurunkan Tokoh-Tokoh Kiyai yang ada di Desa Babadan Tenajar ini diantaranya Kiyai Hasbullah serta anak cucunya dan K.H. Syakur yasin yang mendirikan Podok Pesantren Cadang pinggan di Kertasmaya sekarang Sukagumiwang.
Syekh Abdul Muhyi atau yang lebih dikenal Kiyai Buyut Muji itu menikah dgn Nyi Ratu Sa'idah mempunyai anak 5 yaitu :
1. Nyai Jamaliyah.
2. Kiyai Layaman.
3. Nyai Layyinah.
4. Nyai Maemunah.
5. Nyai Julaekhah Gintung.
Kiyai Layaman menikah dengan Nyai Ratu Gemulung atau Nyai Ratu Sholihah binti Sultan Sepuh/Panembahan Sepuh Zaenuddin Amir Sena, kemudian dikaruniai Putra 2, yaitu :
1. Kiyai Nurhasan.
2. Kiyahi Nursafin.
Kiyai Nursafin menikah dengan Nyai Khodijah mempunyai 2 anak. yaitu :
1. Kiyai Ali Kedung Jumbleng.
2. Kiyai Kosim Empen-empen.
Kiyai Layaman juga punya anak Nyai Panuji ( Cucu Buyut Muji atau Syaikh Abdul Muhyi ) yang menikah dengan Pangeran Ton atau Pangeran Timur Suryakusumah atau Ki Kure atau H. Ahmad Baedlowi dan mempunyai keturunan : Ahli Plered dan anak cucunya, K.H. Amin sepuh di Babakan Ciwaringin Cirebon dan mendirikan Pondok Pesantren Mua’limin, K.H. Syakur yasin di Babadan Tenajar Kertasmaya mendirikan Podok Pesantren Cadang pinggan.